Rabu, 25 Januari 2017

KIA

Target 25 Persen Pencetakan KIA Tahun 2016 Telah Terpenuhi

BLITAR - Pasca di launching pada awal November 2016 lalu, proses pencetakan Kartu Identitas Anak (KIA) di Kota Blitar diakui oleh dispendukcapil telah mencapai target 25 persen dari jumlah anak yang ditentukan sebelumnya.
Imam Muslim Kepala Bidang Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil  Kota Blitar pada Selasa (24/01), mengatakan bahwa pencetakan Kartu Identitas Anak sudah memenuhi ekpektasi dari sebelum launching di tahun 2016 lalu. Hingga akhir bulan Desember 2016, Dispendukcapil Kota Blitar berhasil melakukan pencetakan KIA sesuai target dari Kementrian Kependudukan yaitu sebesar 25 persen dari keseluruhan jumlah anak di Kota Blitar mulai usia nol hingga 17 tahun ke bawah. Imam mengaku, perkembangan pencetakan KIA sangat baik di Kota Blitar, sehingga pihaknya optimis untuk target pencetakan KIA di tahun 2017 juga dapat terpenuhi meskipun jumlahnya sangat besar.
Imam menambahkan, antusiasme masyarakat untuk bisa memperoleh dan melakukan pencetakan KIA bagi putra-putrinya sudah sangat besar meskipun masih banyak yang kurang memahami manfaat langsung dari penggunaan Kartu Identitas Anak itu.(sar)

Rahmi Aida

Setelah Dikhitan, Peserta Didik Pusat Layanan Autis Mendapat Pelayanan Kontrol Di Puskesmas Bendo 

Rahmi Aida,Ketua tim pengelola Pusat Layanan Autis Kota Blitar
BLITAR -Tidak hanya asal dikhitan saja, anak-anak autis peserta didik Pusat Layanan Autis Kota Blitar yang telah dikhitan Rabu lalu, mendapat pelayanan untuk pemeriksaan pasca di khitan. Kontrol dilakukan di Puskesmas yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan, yaitu di Puskesmas Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar.
Hal ini disampaikan Dra. Rahmi Aida, M.Pd ketua tim pengelola Pusat Layanan Autis Kota Blitar pada Jum’at (20/01), menurutnya bahwa tidak hanya pelayanan khitan secara gratis, namun peserta juga mendapat pelayanan pasca khitan. Sehingga setelah khitan tidak dibiarkan begitu saja. Hanya saja tempatnya ditunjuk sesuai surat rujukan yang telah dibuatkan oleh Dinas Kesehatan Kota Blitar.
Rahmi Aida menambahkan, dalam melakukan control peserta khitan yang baru pertama kali dilakukan pusat layanan autis ini harus membawa surat rujukan. Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi peserta khitan yang harus control.(der)




Sanksi

Dinkes Akan Memberi Sanksi Warga Yang Tetap Melakukan BAB Di Sungai

BLITAR - Untuk memberi efek jera kepada warga masyarakat yang membandel Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat, Dinkes memastikan akan memberi sanksi tegas apabila memang ada yang kedapatan melakukan BAB di sungai-sungai yang ada di Kota Blitar.
Hasan Munir Kepala Seksi Kefarmasian Alat Kesehatan dan PKRT Bidang Pelayanan Dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Blitar pada Kamis (19/01), mengatakan bahwa setelah adanya komitmen bersama di tiap kecamatan pihaknya tentu akan memberikan sanksi kepada warga yang melakukan BAB tidak pada tempatnya. Menurut Hasan, sanksi itu itu bisa berupa sanksi peringatan ataupun sanksi moral kepada yang bersangkutan. Bahkan terkait sanksi yang diberikan kepada warga yang nekat BAB di sungai, pihaknya sudah menyerahkan hal itu kepada lurah-lurah di wilayah masing-masing. Hasan mengaku, warga yang nekat BAB di sungai silahkan saja di foto dan diserahkan kepada pihak kelurahan agar ditegur dan jera tidak mengulangi kegiatan yang tidak sehat itu lagi.
Sebagai upaya untuk menjaga agar lingkungan masyarakat tetap sehat dan bersih, Dinas Kesehatan melakukan monitoring dengan membentuk tim verifikasi pemantauan sungai di seluruh Kota Blitar.(sar) 
 
https://lingkunganitats.files.wordpress.com/2014/03/dilarang-buang-air-besar-dan-kecil-di-sungai.jpg
Ilustrasi

Khitan Anak Autis

16 Anak Peserta Didik Pusat Layanan Autis Rabu Pagi Di Khitan

salah 1 anak Autis saat menjalani proses khitan

BLITAR - Anak-anak Autis peserta didik Pusat Layanan Autis Kota Blitar, Rabu pagi (18/01), di khitan. Ada 16 anak yang sudah mengalami perkembangan lebih baik, seperti tidak tantrum (emosionalnya sudah bagus), sosial dan motorik sudah bagus yang telah dikhitan. 
Dra. Rahmi Aida, M.Pd ketua tim pengelola Pusat Layanan Autis Kota Blitar pada Rabu (18/01), mengatakan bahwa jarang dijumpai, pusat layanan autis menyelenggarakan khitanan dengan melibatkan peserta anak-anak autis. Berkat kerjasama dengan pihak terkait, dan memberikan pemahaman kepada orang tua, bersyukur khitanan anak-anak autis di Pusat Layanan Autis Kota Blitar bisa terlaksana dengan baik. Enam belas anak telah dikhitan. Meski dalam penanganan harus ekstra, karena yang ditangani memiliki karakter yang berbeda-beda, tidak seperti anak-anak normal. Dalam penanganan khitan ini terbagi empat ruang. Setiap ruang ditangani petugas sebanyak 10 hingga 13 orang. Untuk menyukseskan khitanan yang baru pertama kali dilakukan ini, melibatkan tim medis bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar, dan Akademi Keperawatan Kota Blitar.
Aida menambahkan, sebelum anak-anak dikhitan, para orang tua juga diberi edukasi. Diantaranya, tidak perlu cemas dan ikhlas karena ditangani oleh tim yang professional.
Selain mendapat pelayanan khitan secara gratis, para peserta khitan juga mendapat bantuan sarung dan baju muslim, celana dari donator yang tidak disebutkan namanya. Selain itu juga dapat uang saku yang diberikan dari kepala Dinas Pendidikan Daerah Kota Blitar.(der)

Musisi Nasional

Berkat Support Pemda, Musisi Nasional Asal Kota Blitar Siap Bantu Kembangkan Industri Musik

BLITAR - Dengan dukungan dari pemerintah, sudah semestinya industri musik di Kota Blitar dapat berkembang. Kurangnya support dari pemerintah terkait perkembangan kesenian musik di Kota Blitar cukup dirasakan para musisi dan seniman musik setempat. Salah satunya yang dirasakan oleh komposer handal tingkat nasional yang merupakan warga asli Kota Blitar.
Margo Sastra, musisi sekaligus komposer nasional warga Jalan Ciliwung Kelurahan Bendo Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar pada Senin (16/01), mengatakan bahwa dirinya memutuskan kembali untuk pulang dan menetap di Kota Blitar setelah sempat 30 tahun melanglang buana di jagat industri musik Indonesia. Selama musik yang dianggap hanya sebuah karya seni saja telah menjadi industri bahkan sebuah sumber penghasilan yang cukup menjanjikan. Menurutnya seperti di kota-kota besar yang ada di Indonesia, untuk sukses dalam dunia musik tidak harus melulu merantau ke ibukota. Lelaki yang bernama asli Sumargo ini juga mengakui, dengan pesatnya ilmu serta teknologi serta jalur transportasi yang lengkap apalagi adanya dukungan dari pemerintah setempat, dapat dipastikan industri musik lokal akan tumbuh berkembang bahkan bersaing dengan ibukota. Komposer yang telah memproduksi ratusan lagu bagi artis-artis Jakarta ini menambahkan, banyak generasi muda di Kota Blitar yang memiliki bakat spesial dalam dunia musik, sehingga dirinya siap untuk menumbuhkembangkan industri musik di Bumi Bung Karno ini.
Margo berharap, pemerintah daerah bisa ikut peduli terhadap perkembangan industri musik di Kota Blitar. Karena tanpa dukungan dari pemerintah, sangat mustahil perkembangan kesenian musik dapat berjalan dengan mulus.(sar)